Sunday, June 21, 2015

Asal mula marga pakpak

 

       
        1.    Tambak menurut naskah kuno Partingkian Bandar Hanopan
yang pernah diterjemahkan oleh Taalambtenaar (ahli bahasa)
Belanda Dr. Petrus Voorhoeve, leluhur marga ini datang dari Pagaruyung
kemudian merantau ke tanah Simalungun lalu mendirikan
kampung Tambak Bawang yang artinya tambak di tengah
rawa-rawa, tempat itu kemudian ramai dikunjungi masyarakat
di sekitarnya. Mereka lalu mengangkatnya jadi Pangulu

Tambak Bawang. Puteranya bernama Tuan Jigou kemudian
meneruskan jabatannya menjadi Pangulu Tambak Bawang.
Salah seorang putera Tuan Jigou bernama Tuan Sindar Lela
kemudian mendapat tempat di Kerajaan Silou dan menjabat
sebagai Raja Goraha Silou atas bantuan
Puteri Hijau. Ia memiliki 2 orang putera yaitu Tuan Toriti yang
pindah ke Silou Buntu dan mendirikan Partuanon Silou Buntu,
keturunannya disebut dengan Purba Tambak Tualang.
Sementara adiknya Tuan Timbangan Raja
mendirikan Partuanon Silou Dunia. Di kemudian hari 2 orang
putera Tuan Timbangan Raja bersengketa, yaitu Raja Rubun
pindah ke Dolog Masihol, di mana pasca runtuhnya Kerajaan
Silou akibat perang saudara,
keturunannya kemudian mendirikan Kerajaan Dolog Silou yang
menggunakan marga Purba Tambak Lombang. Sedang
adiknya Tuan Suha Bolak pindah ke sekitar Tiga Runggu dan
mendirikan Huta Suha Bolak yang kemudian menjadi cikal
bakal Kerajaan Panei dan memakai marga Purba Sidasuha.
Keturunan Purba Tambak Bawang yang menyebar ke tanah
Karo menjadi Tarigan Tambak yang kemudian terbagi lagi
menjadi Tarigan Tambak Pekan dan Tarigan Tambak Cingkes.
Di tanah Karo, marga ini mendiami daerah daerah Kebayaken
dan Sukanalu.

        2. Silangit, pendiri kampung Sinombah dan Gunung Mariah
yang masuk wilayah Deli Serdang. Menurut cerita lisan di
Simalungun, leluhur marga ini awalnya berdiam di sekitar
Dolog Tinggi Raja Kecamatan Silou Kaheian. Akibat bencana
alam daerah mereka porak poranda yang mengakibatkan
keturunannya menyebar ke sejumlah daerah seperti Gunung
Mariah, Sinombah, Dolog Silou, Silou Kahean, dan Raya. Di
antara keturunannya yang pindah ke tanah Karo menjadi
Tarigan Silangit.

         3. Sigumondrong berasal dari Lokkung yang kemudian
menyebar ke Cingkes, Marubun, Togur, dan
Raya, Simalungun. Marga ini merupakan keturunan dari Purba
Tambak yang lahir dari boru Simarmata. Keturunannya yang
pindah ke tanah Karo beralih menjadi Tarigan Gerneng.

         4. Sidasuha, lahir dari Purba Tambak akibat perselisihan
antara Raja Rubun dengan Tuan Suha Bolag, keduanya
merupakan putera dari Tuan Timbangan Raja Purba Tambak
Bawang dari pernikahannya dengan puteri Karo Bunga Solei
br Barus dari Sibayak Jambur Ligei. Tuan Suha Bolag
kemudian menyingkir ke sebuah tempat dekat Tiga Runggu
dan mendirikan kampung bernama Suha Bolag, dari sinilah
cikal bakal lahirnya Purba Sidasuha. Ia kemudian mendirikan
Kerajaan Panei di sebuah tempat bernama Pamatang Panei
setelah berhasil menundukkan Tuan Sipoldas marga Saragih.

          5. Tondang, berasal dari Purba Tondang di Huta Tanoh di
Kecamatan Purba dan merupakan saudara dari Purba
Tambun Saribu. Keturunannya yang pindah ke tanah Karo
beralih menjadi Tarigan Tendang.
     
        6. Tambun Saribu berasal dari Harangan Silombu dan
Binangara di Kecamatan Purba. Marga ini bersaudara
dengan Purba Tondang, keturunannya yang pindah ke tanah
Karo beralih menjadi Tarigan Tambun.
        7. Pakpak, lahir dari marga Cibero salah seorang pengelana
dari Tungtung Batu Kecamatan Silima Punggapungga, tanah
Pakpak yang bernama Pangultopultop. Ia sampai ke
Simalungun karena memburu seekor burung dan memasuki
wilayah kekuasaan Tuan Simalobong salah satu partuanon
dari Kerajaan Panei. Karena kepiawaiannya ia berhasil
merebut hati rakyat Simalobong saat terjadi musim paceklik
sehingga rakyat pun dengan sukarela memanggilnya raja. Hal
ini menimbulkan kemarahan dan kecemburuan Tuan
Simalobong, karena ia merasa ialah satu-satunya yang berhak
menyandang titel tersebut. Akibatnya Pangultopultop
berurusan dengan pihak istana dan berhadapan langsung
dengan Tuan Simalobong, peristiwa ini berujung dengan adu
sumpah (marbija) antara keduanya yang akhirnya berhasil
dimenangkan oleh Pangultopultop. Kepemimpinan kemudian
jatuh ke tangannya, di bekas wilayah kekuasaan Tuan
Simalobong, ia lalu mendirikan Kerajaan Purba dan
mengidentifikasi dirinya dengan sebutan Purba Pakpak.

           8. Siboro, merupakan keturunan dari Purba Sigulang Batu di
Humbang (Toba) lalu pindah ke Tungtung Batu, sebagian
keturunannya merantau ke Juhar menjadi Tarigan Sibero
dan di Simalungun menjadi Purba Siboro. Sementara menurut
dari kalangan marga Cibero, Pakpak berpendapat leluhur
mereka adalah keturunan dari Raja Ghaib yang hingga saat
ini sudah mencapai 33 generasi. Dari marga Cibero inilah
lahirnya marga Girsang dan Purba Pakpak.
   
          9. Girsang, marga ini bersaudara dengan Siboro yang sama-
sama datang dari Purba Sigulang Batu lalu merantau ke
Bukit Lehu dan menikah dengan beru Manik puteri dari Raja
Mandida Manik di Suak Pegagan. Salah
seorang keturunannya ada yang memiliki keahlian meramu
obat sehingga dikenal juga dengan sebutan Datu Parulas
dan menyumpit burung yang juga digelari dengan Pangultop.
Dalam perburuannya ia sampai ke Naga Mariah tanah ulayat
marga Sinaga, di mana pada masa itu Tuan Naga Mariah
tengah mendapat ancaman dari musuh yang datang dari
Kerajaan Siantar, berkat bantuan si Girsang musuh dari
Siantar dapat diatas. Atas jasanya, Tuan Naga Mariah
kemudian menikahkannya dengan puterinya dan menyerahkan
kekuasaan padanya. Adapun penduduk asli tempat itu yaitu
marga Sinaga banyak yang mengungsi ke Batu Karang
dan menjadi marga Peranginangin Bangun. Di tempat itu, Si
Girsang kemudian mendirikan kampung Naga Saribu sebagai
ibukota Kerajaan Silima Huta dengan menggabungkan lima
kampung yaitu Rakutbesi, Dolog Panribuan, Saribu Jandi,
Mardingding, dan Nagamariah. Marga ini terbagi lagi menjadi
Girsang Rumah Bolon, Girsang Na Godang, Girsang Parhara,
dan Girsang Rumah Parik. Sebagian keturunannya pindah
ke tanah Karo menjadi Tarigan Gersang. Adapun keturunan
Purba Silangit ada juga yang menggabungkan diri dengan
marga ini yang disebut dengan Girsang Silangit.

         10. Sihala merupakan pecahan dari Purba Pakpak. Keturunan
dari marga inilah yang banyak pindah ke tanah Karo menjadi
Tarigan Purba Cikala yang mendiami daerah Cingkes dan
Tanjung Purba di Kecamatan Dolog Silou.
8
          11. Tua, berasal dari Purba Tua di Kecamatan Silimakuta.
Marga ini merupakan saudara dari Purba Tanjung di
Sipinggan, simpang Haranggaol. Sebagian keturunannya
meyakini leluhur marga ini adalah Purba
Tambak, keturunannya yang pindah ke tanah Karo menjadi
Tarigan Tua, mereka banyak bermukim di Juhar.

       12. Tanjung merupakan saudara dari Purba Tua, ada yang
meyakini bahwa marga ini adalah pecahan dari Purba
Pakpak. Dan pendapat lain mengatakan marga ini adalah
keturunan dari Purba Tambak yang berdiam di sebuah tanjung
di pinggiran Danau Toba.

        13. Sidadolog adalah pecahan dari Purba Sidasuha yang
memiliki tanah ulayat di Sinaman kemudian keturunannya
berkembang dan mendirikan kampung Bangun Panei dan
Urung Sidadolog.

         14. Sidagambir adalah pecahan dari Purba Sidadolog yang
memiliki tanah ulayat di Rajaihuta dan Dolog Huluan.

         15. Manorsa

1 comment:

Unknown said...
This comment has been removed by a blog administrator.